I.
PENDAHULUAN
PT.
PERTAMINA (Persero) merupakan perusahaan tempat saya bekerja yang bergerak di
bidang Industrial Minyak dan Gas. Dalam dinamikan persaingan industri minyak
dunia yang semakin ketat, elektabilitas PT. PERTAMINA (Persero) tetap terjaga
dan cukup baik. Hal ini dibuktikan ditengah-tengah harga minyak dunia yang merosok jatuh yang
membuat mayoritas Industri Minyak dan Gas merugi harus sampai melakukan
perampingan SDM, sebaliknya PT. PERTAMINA (Persero) justru lebih dulu melakukan
Rekrutmen SDM Baru dan tetap optimis untuk menghasilkan laba sesuai target. Hal
ini dikarenakan “Sumber Daya Manusia/aparatur merupakan faktor yang
sangat berperan dalam suatu organisasi atau pemerintahan dalam memberikan
pelayanan kepada publik”. (Baedhowi, 2007) Sehingga dengan
menerapkan Optimalisasi Sistem Perekrutan, Pengelolaan dan Pengarahan yang
baik, segala macam permasalahan dan tantangan Global bukan tidak mungkin untuk
dapat dijawab dan diselesaikan.
Dalam
wawancara bersama Direktur Utama PT. PERTAMINA (Persero) Bapak Dwi Soetjipto, Direktur
Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto mengatakan akan mengkaji ulang
kegiatan usahanya, untuk menutupi kerugian atas harga minyak dunia merosot.
"Kami review semua. Kami
berharap di down stream juga dimaksimalkan untuk tutup kerugian di up
stream ini," kata Dwi dalam wawancara langsung di Jakarta, Rabu
(20/1/2016).
Selain itu, Dwi
dalam Wicaksono (2015) menuturkan, “Aset dalam pengertian kita bukan hanya fix
assets dalam neraca keuangan tapi aset tetap baik bergerak tak bergerak,
aset di sini paling penting sumber daya manusia”.
II.
PERMASALAHAN
Penurunan
harga minyak dunia pada Tahun 2015 silam tentunya menjadi kabar buruk bagi para
investor dan pekerja migas. British Petroleum atau lebih dikenal dengan BP yang
pada Tahun 2014 membukukan keuntungan sebesar US$ 8,1 Miliar, mengalami
kerugian US 5,2 Miliar pada Tahun 2015. Selain itu BP juga berencana memangkas
7,000 Karyawan hingga akhir 2017. Kemudian perusahaan lainnnya seperti Exxon
Mobil yang merupakan perusahaan minyak terbesar di dunia juga mengalami
penurunan pendapatan yang semula mencapai US$ 87,28 Miliar pada Tahun 2014,
menjadi US$ 59,81 miliar pada Tahun 2015. (Putra, 2015)
Hal
ini menjadi tentunya juga menjadi tantangan bagi PT. PERTAMINA (Persero), untuk
mencari cara bagaimana untuk meningkatkan profit perusahaan tanpa menambah
hutang atau mengurangi tenaga kerja.
III.
PEMBAHASAN
dan SOLUSI
Menurut Flaherty (1996): “Kesuksesan dan daya saing sangat tergantung
pada tingkat efisiensi dan efektifitas operasional dan strategik. Tingkat efisiensi
dan keefektifan operasional meliputi restrukturisasi operasi, penurunan biaya
operasi, peningkatan kualitas barang dan jasa, inovasi secara terus menerus,
dan pengembangan produk baru”.
Untuk itu, dalam mempertahankan elektabilitas dan
daya saingnya, PT. PERTAMINA (Persero) melakukan optimalisasi Manajemen SDM. Berikut
konsep dan penjelasan strategi yang diterapkan Pertamina :
1. Penurunan
Biaya Operasional Dengan Meningkatkan Efisiensi Dan Produktifitas Perusahaan
Melalui Program Continous Improvement
Melalui Program
Continous Improvement sampai dengan Semester I 2016 ini Pertamina mencatat dampak yang signifikan, dengan tercapainya program
efisiensi sebesar 144% dari target. (Sumber : Fungsi Keuangan PT. PERTAMINA
(Persero)) Program tersebut selain untuk
pengembangan dan optimalisasi SDM juga dilombakan untuk memancing inovasi para
pekerja Pertamina dalam membangun budaya sadar biaya.
Dalam
pelaksanaannya, menurut saya pribadi program tersebut masih memiliki beberapa
kekurangan, diantaranya meskipun sudah dilombakan seringkali antusias dari
pekerja kurang untuk mengikuti program ini. Kemudian, inovasi yang sudah dibuat
oleh pekerja di suatu lokasi tidak dapat diakses oleh pekerja di lokasi lainnya.
Pada
permasalahan pertama mengenai antusiasme pekerja. Menurut saya dapat
diselesaikan dengan cara memasukkan program Continous Improvement ke dalam
penilaian KPI (Key Performance Index)
masing – masing pekerja. Hal ini diperlukan untuk membangun budaya terlebih
dahulu terhadap program Continous Improvement. Selain itu hendaknya perusahaan
dapat menganggarkan biaya investasi untuk program ini, sebagai bentuk dukungan
dan keseriusan perusahaan kepada karya – karya serta inovasi yang dibuat dari
para pekerjanya sendiri. Sehingga terbentuklah SDM yang berkualitas.
Permasalahan kedua, menurut saya dapat
diselesaikan dengan cara membuat database intern Pertamina yang mudah diakses
seperti contoh sistem database yang dibuat oleh Google. Sehingga mudah dicari
dan mudah diakses sebagai referensi untuk Improvement selanjutnya ataupun untuk
di implementasikan di lokasi lain. Mengingat para pekerja Pertamina di sebarkan
di seluruh wilayah di Indonesia maupun di Luar Negeri.
2. Menjaga
Dan Meningkatkan Kualitas Barang Dan Jasa Untuk Mempertahankan Custommer
Satisfaction Dengan Pengembangan Produk Baru
Penurunan harga minyak mentah dunia diikuti juga dengan
turunnya harga jual produk BBM di Pertamina. Hal ini tentunya dapat dijadikan
peluang bagi Pertamina untuk meningkatkan penjualan produk – produk BBK (BBM
andalannya) seperti Pertalite, Pertamax, Pertamax Turbo, dan Pertamax Racing
dengan menggencarkan promosi serta meningkatkan pengetahuan Custommer terhadap
keunggulan produk - produk tersebut.
Meski demikian, dalam praktiknya menurut saya masih
terdapat kekurangan. Menurut saya Pertamina terlalu terbuai dengan Brandingnya
yang memang sudah dikenal di seluruh pelosok tanah air Indonesia, sehingga
pertamina kurang memperhatikan teknik promosi yang baik untuk meningkatkan ataupun
memperluas pemasarannya. Padahal dari segi spesifikasi dan kualitas BBM Pertamina
sangat baik jika dibandingkan dengan kualitas BBM milik kompetitor dalam
negeri.
Solusi dari saya yakni agar pertamina melakukan pembekalan
terhadap SDM di Direktoran Pemasaran untuk mulai menggaet pasar luar neegeri,
sesuai dengan visi Pertamina yakni “Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas
Dunia.”
IV.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Penurunan
harga minyak dunia pada Tahun 2015 menjadi kabar buruk bagi para pelaku
industri migas. Tidak sedikit Industri Migas seperti BP yang berencana
memangkas 7,000 Karyawan hingga akhir 2017. (Putra, 2015) Contoh kasus tersebut
menunjukkan bahwa perusahaan menganggap bahwa karyawan tersebut merupaan sumber
daya bisnis yang dapat dipangkas untuk kepentingan penghematan perusahaan di
tengah – tengah terjadinya krisis. Hal ini membuktikan bahwa penerapan sistem
MSDM di beberapa Industrial migas belum sepenuhnya optimal, dan tentunya bertentangan
dengan konsep dasar MSDM bahwa, “setiap karyawan adalah manusia, bukan mesin dan
bukan semata menjadi sumber daya bisnis”. (Afia, 2016)
Untuk
dapat meningkatkan profit perusahaan tanpa menambah hutang dan mengurangi tenaga
kerja di PT. PERTAMINA (Persero), peningkatan produktifitas serta efisiensi
biaya melalui optimalisasi Manajemem SDM menjadi salah satu strategi yang
diambil Pertamina. Bentuk implementasi nyata dari hal tersebut ditandai dengan beberapa
diantaranya yakni program Continous Improvement yang konsepnya mengembangkan
kemampuan SDM untuk membangun budaya sadar budaya dengan meningkatkan efisiensi
dan produktifitas kerja perusahaan. Kemudian melakukan pengembangan produk baru
dengan memanfaatkan kondisi harga jual yang lebih murah untuk meningkatkan
penjualan produk BBM. Hal ini sesuai dengan teori Flaherty (1996) “Kesuksesan
dan daya saing sangat tergantung pada tingkat efisiensi dan efektifitas
operasional dan strategik”.
V.
REFERENSI
Afia, A. 2016.
Definisi dan Urgensi. http://sdmberkualitas.blogspot.co.id
. 08 September 2016 (20:33).
Baedhowi. 2007.
Revitalisasi Sumber Daya Aparatur dalam Rangka Meningkatkan Kualitas Layanan
Publik. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Bisnis & Birokrasi,
Vol.15, No.2 (Mei).
Flaherty.
1996. Global Operation Management. New York: McGraw Hill, Inc.
Putra,
I R. 2015. 4 Dampak Mengerikan Anjloknya Minyak Dunia. http://www.merdeka.com/uang/4-dampak-mengerikan-anjloknya-harga-minyak-dunia.html
. 07 September 2016 (06.22)
Soetjipto,
D. 2016. Langkah Pertamina dalam
Menghadapi Harga Minyak Dunia Merosot. Forum Knowledge Management Pertamina. 20
Januari 2016 . Jakarta
Wicaksono,
P E. 2015. Alasan Pertamina Tak Pecat Karyawan Meski Harga Minyak Anjlok. http://bisnis.liputan6.com/read/2360981/alasan-pertamina-tak-pecat-karyawan-meski-harga-minyak-anjlok